Tatsqif Ust. Unggul Wibawa, Kepala DORA PKS Pusat

Masih seputar pertemuan kader DORA Se-Jawa Timur yang dilaksanakan di kantor DPW PKS Jatim pada tanggal 22 Februari lalu. Kali ini akan kami laporkan hasil tatsqif yang disampaikan oleh Ustadz Unggul Wibawa, pimpinan Deputy Olahraga (DORA) DPP PKS yang datang dari Jakarta sono. Ustadz yang katanya juga seorang pengusaha ini menyatakan kecintaannya yang amat mendalam pada olah raga. Saking cintanya, beliau bercerita bahwa beliau menyempatkan membawa sepatu olahraga untuk lari, sambil menunggu anaknya sekolah. Ketika ditanya, beliau mengatakan bahwa dalam rentang waktu menanti itu beliau berhasil lari 30 menit dan jalan 40 menit. Subhanallah…! Sempet aja nih Bapaknya.

Dalam tatsqif itu Pak Unggul menyatakan bahwa visi DORA adalah menyebarkan ide hidup sehat di kalangan kader dan konstituen. Kenapa sih kita musti hidup sehat? Bukankah bagi seorang da’i, yang terpenting adalah tsaqafah Islamiyah yang mendalam dan komprehensif? Apa pentingnya, lha wong lagunya WR Supratman aja :”Bangunlah jiwanya, (baru) bangunlah raganya…” Berarti raga mah entar-entar dulu dongs?

Weittt… tunggu dulu Ikhwatifillah rahimakumuLlah. Mari kita berkelana sebentar dalam dunia sibuk para eksekutif/pebisnis kelas kakap. Dalam jadwal harian mereka yang berangkat kerja jam 6 pulang jam 5 itu, mereka sempatkan untuk nge-gym/fitness dulu sejak jam 5. Lho, buat apa, wong capek-capek habis kerja kok malah ngongsor-ngongsor (ini bahasa kedokteran ndeso untuk terengah-engah) berolahraga?

Rupanya, para eksekutif itu sangat sadar akan peran tubuh mereka terhadap produktivitas kerja. Kebugaran badan mereka berharga, karena ini adalah investasi yang sangat mahal!! Mereka dapat menghitung berapa juta sampai milyar rupiah melayang, proyek tender yang lepas, keputusan penting yang missed jika sehari saja mereka sakit. So, daripada kehilangan sekian banyak, lebih baik sengsara dikit.

Coba pikir. Mereka saja begitu concern terhadap kesehatan tubuhnya, padahal tujuan utama mereka adalah DUNIAWI. Lalu bagaimana seharusnya yang kita lakukan, padahal yang menjadi tujuan kita adalah DUNIAWI dan UKHRAWI. Jadi, sebenarnya kita jauh lebih membutuhkan kebugaran daripada para bussinessman itu. Tanpa fisik yang tegar, panggilan jihad dan dakwah akan disambut sambil terseok-seok. Kita akan melewatkan begitu banyak peluang ridho Allah dan pahala akhirat, yang secara gitu loh jauh lebih berharga daripada sekedar uang berjuta-juta di dunia. So, pilih mana?

Dalam kesempatan tersebut, beliau menyampaikan materi ke-DORA-an, seperti visi Departemen, bagaimana mengelola Departemen agar melejit, dan pentingnya inovasi dalam mengelola Departemen.

Visi DORA tentu saja tak lain dari “Menyebarkan gagasan hidup sehat di kalangan kader dan konstituen”. Dalam hal mengelola departemennya, beliau mengibaratkan dengan mengelola bisnis. Di sana ada UNTUNG, tetapi ada juga RUGI. Ada KAWAN, namun awas ada LAWAN. Karenanya, kerapian manajemen mutlak diperlukan. Bangun etos kerja yang sekreatif dan inovatif mungkin. Beliau mengatakan, “Senam PKS Nusantara itu bukan Al-Qur’an, bukan Al-Hadits. Jadi, kreasikan sesuka hati Anda!!”

Selain materi ke-DORA-an, beliau juga menyampaikan motivasi untuk menjaga kesehatan dan kebugaran diri. Mulai dari definisi kebugaran, ‘ijtihad’ hukum berolahraga, pengaruh lingkungan terhadap kebugaran, unsur kebugaran, bagaimana life style yang OK, dan ‘manhaj’ olahraga dalam jamaah. Wah, kayaknya seru nih.

Yang pertama, definisi kebugaran menurut beliau adalah ketika seseorang memiliki kegiatan yang banyak, tetapi tidak mudah lelah. Itulah bugar. Saya sendiri pernah membaca suatu artikel majalah wanita yang mengistilahkan definisi ini dengan kata STAMINAC. Kalo kata iklan, “Stamina lagi, dan lagi”. Mencapainya? Tentu saja dengan olahraga. Meskipun bagi orang yang sibuk, ia dapat menyempatkan olahraga sederhana semisal lari di antara sela waktunya.

Kata beliau juga, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kebugaran. Keturunan, gender, dll memberi sumbangsih masing-masing sedikit, tetapi yang terbanyak, yaitu sebanyak 57% adalah faktor Lingkungan atau orang-orang di sekitar kita. Artinya? AWAS, JANGAN DEKAT-DEKAT SAMA ORANG YANG TIDAK BUGAR. NULAR!!! Hehe, itu saya kutip bulat-bulat dari kata Ustadz Unggul, dan saat itu kamipun gerr bersama. Menurut beliau, mestinya kitalah yang menjadi sumber kekuatan orang-orang di sekitar kita. Kitalah yang energizing people. Dengan begitu, ketika kita sendiri kehabisan energi, orang-orang sekitar kita akan mengembalikannya pada kita.

Dalam taujihnya, beliau menyebutkan unsur-unsur kebugaran yang meliputi : 1. Ketahanan jantung dan pembuluh darah, 2. Kekuatan otot (Strength), 3. Ketahanan otot (endurance), 4. Kelenturan otot (flexibility). Dan untuk hidup sehat, lifestyle yang baik musti dilakukan, antara lain istirahat cukup (4-6 jam), makan yang cukup dan teratur, serta olah raga yang teratur.

Manhaj jamaah tentang olahraga dirangkum dalam akronim FIT (Frequency, Intensity, Time). Frekuensi yang ideal adalah 2 hari sekali, karena efek hormon Endorphin (hormon pemuncul kebahagiaan mirip morphin yang juga membeludak pada orang yang sedang kasmaran) yang bekerja pada tubuh yang berolahraga akan hilang setelah 2 hari. Tetapi berolahraga terlalu sering juga kurang menguntungkan bagi tubuh.

Intensitas ideal dalam berolahraga bukan ketika kita berkeringat sampai menetes-netes. Tetapi dapat dihitung dengan rumus berikut :

Denyut optimal = (220-usia)x70-85%.

Dengan rumus ini, didapatkan denyut optimal yang musti dicapai oleh sang olahragawan. Sehingga, otot-ototnya benar-benar terlatih, tidak sekedar bergerak dan berkeringat saja.

Untuk banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk berolah raga, yaitu mempertahankan denyut optimal tersebut selama minimal 30 menit. Olahraga macam apakah yang mempu memenuhi syarat di atas? banyak kok. Seperti lari adalah salah satu contoh olahraga yang mampu menguras tenaga, murah pulak.

Yang terakhir, beliau menceritakan ‘ijtihad’ beliau terhadap hukum berolahraga. Apa ijtihad MUI sehubungan dengan merokok? Merokok adalah kegiatan yang membuang uang dan menabung penyakit. Karena alasan itulah, rokok difatwakan HARAM. Sedangkan apa yang akan terjadi jika tubuh tidak berolah raga? Tubuh akan sama sakitnya, menderita, dan produktivitas hilang. Jadi hukumnya? HUAARRAM!!! Hehe… Anda percaya?

DORA, The Explorer!!!

Pada hari Ahad, tanggal 22 Februari 2009 kami diundang untuk menghadiri rapat DORA (Deputy Olahraga) DPW Partai Keadilan Sejahtera, yang bertempat di kantor DPW PKS Jatim, Jalan Kartini nomor 50 Surabaya. Pertemuan Deputy Olahraga seluruh DPD Se-Jawa Timur ini dihadiri sekitar 100 peserta Ikhwan dan akhwat. Dari DPD Kota Batu sendiri mengirimkan 2 delegasi akhwat, tanpa ikhwan.

Perjalanan kami menuju terminal Arjosari di pagi yang sejuk sempat terganggu dengan ban yang kempes mendadak. Takut juga, lha wong kempesnya ketika motor kami melaju dengan kecepatan tinggi. Waduhh, mbawa anak orang nih! Untunglah,kendaraan dapat dikendalikan sehingga menepi dalam suasana pagi yang sepi kendaraan. Tanya sana-sini, dimana ada tambal ban yang buka jam 6 pagi, ternyata ada juga. Dan alhamdulillah perjalanan kami dapat melaju lagi dengan tenang.

Sampai di Arjosari, kami disambut calo-calo bis yang menyambut kedatangan kami dengan ‘meriah’. Kamipun naik bis menuju Bungurasih. Sesampainya di sana, kami naik bis kota Surabaya jurusan Darmo. Sempat was-was lagi, berhubung kami tidak tahu mana yang namanya jalan Kartini itu. Tapi Alhamdulillah, di bis kami berjumpa dengan seorang ikhwan yang sama-sama bilang “Jalan Kartini” pada pak kondektur. Setelah turun, kamipun mengikuti dari jauh kemana beliau pergi (tanpa sepengetahuannya), hingga sampailah kami di kantor DPW yang ternyata letaknya agak masuk gitu ke jalan Kartini.

Sesampainya di sana, kami agak terlambat mengikuti seremonial pembukaan, dan kami sudah sampai pada materi dari Pak Syaiful, Kepala DORA DPW PKS Jatim (bener ya gelarnya?). Ternyata menurut beliau, PKS provinsi Jawa Barat dan Sumatera Utara yang telah berhasil memenangkan Pilkada lalu memiliki statistik jumlah instruktur senam PKS Nusantara yang sangat fantastis (ana lupa, 1000 atau bagaimana. Pokoknya sangak buanyak!!). Dan disinyalir, banyaknya instruktur yang bergerak mengumpulkan massa untuk senam sehat sambil berkampanye itu memberi andil yang signifikan terhadap pemenangan Pilkada di daerah-daerah tersebut. Halah, how come?

Bagaimana tidak? Senam adalah kegiatan yang bisa dilakukan secara murah, mudah, meriah, mengena dan semua suka. Ibu2, bapak2, mas2, embak2, anak2, bahkan aki2 nini2 kalo mau boleh ikut. Senam is Happy. Bagi mereka, ini adalah momen rame-rame ketemu teman dan sodara dalam suasana ceria. Nggak perlu modal, cukup semangat dan enggak malu aja. Apalagi, dengan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya kesehatan dan melawan penyakit aneh-aneh yang muncul di zaman ini, senam dapat menjadi alternatif menjaga kesehatan yang nyaman dan mudah diperoleh.

Sedangkan bagi kita para kader, senam ini sungguh membantu bendahara struktur. Hemat! Nggak usah bondo yang aneh-aneh, cukup VCD player, TV dan sound system (sama aneh-anehnya dong?). Dengan modal itu saja sudah mampu menarik massa dari berbagai kalangan. Dan pencitraan PKS yang Peduli Kesehatan itupun dapat tersampai dengan baik tanpa terlalu banyak koar-koar. Hare gene gak jaman omong doang!

Dengan kelebihan itulah, sudah selayaknya senam PKS Nusantara diperhatikan lagi perkembangannya. Mestinya, ia tidak lagi dipandang sekedar penghias mutaba’ah kader saja. Tetapi dapat dioptimalkan untuk membantu mem-futuh-kan masyarakat yang sebenarnya tengah memanggil-manggil kontribusi kita. Dengan memanfaatkan daya pikatnya, senam PKS Nusantara dapat menjadi pembuka lahan dakwah baru yang tadinya belum dapat tersentuh via pengajian atau halaqah. Sarana merangkul individu-individu yang baru denger kata “Ngaji” dan bacaan “Ya ayyuhalladziina aamanu…” aja udah ngibrit duluan, kata Ustadz Unggul Wibawa. Ia dapat membantu mengeksplor ruang jelajah medan ‘perang’ kader. Maka, pantes aja kalau kami gelari senam PKS Nusantara itu dengan :”DORA, The Eksplorer!”